Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan kota Samarinda melalui Pokja Kemitran pada tanggal 22 Juli 2014 yang
lalu melakukan kegiatan Workshop Kemitraan TKPKD Kota Samarinda dalam rangka
Pengembangan Ekonomi Lokal tahun 2104 di Aula kantor Walikota Samarinda.
Kegiatan yang didampingi, difasilitasi dan kerjasama dengan Tim Koorkot PNPM
Mandiri Perkotaan tersebut merupakan Forum Pertemuan yang pertama kali yang
dilakukan TKPKD kota Samarinda seperti yang disampaikan oleh bapak Ahmad
Firdaus yang mewakili Bappeda kota Samarinda.
Kegiatan Workshop Kemitraan dan
PEL ini dihadiri lebih dari 100 orang peserta yang terdiri dari unsur SKPD, FKA
BKM, KBP, Tim Konsultan PNPM Mandiri Perkotaan dan pelaku CSR dari
perusahaan-perusahaan swasta yang ada di kota Samarinda. Dalam kegiatan ini
juga di Tampilkan Produk-produk KSM binaan dan dampingan PNPM Mandiri Perkotaan
berupa produk olahan kue dan jajanan maupun kerajinan tangan.
Dalam acara yang dilaksanakan sehari penuh tersebut
menampilkan tiga nara sumber diantaranya adalah FX Isgiarto dari OSP 6 PNPM MP
Wilayah Kal-Tim, A Firdaus dari Bapeda kota Samarinda dan Sri Rahayu ( ibu Ayu
) dari PT Sarana Abadi Lestari Palaran Samarinda.
Peran masyarakat, swasta dan
pemerintah sangat penting dan diperlukan dalam rangka menjamin sinergi dan
keberlanjutan terhadap penyelesaian persoalan-persoalan
kemiskinan dan pembangunan di kota Samarinda. Demikian diungkapkan oleh FX
Isgiarto dari OSP 6 melalui materi Penguatan peran stakeholder kota- dalam
Keberlanjutan PNPM Mandiri Perkotaan.
“Pendanaan Pemkot terbatas, perlu
dikembangkan kegiatan-kegiatan kemitraan dalam mengatasi persoalan-persoalan
kemiskinan melalui kemitraan”ujar Firdaus. Perecanaaan Pembangunan berbasis kemitraan dan CSR sesuai
dengan Undang-Undang No 40 tahun 2007 dan PP 47 tahun 2012 menyebutkan bahwa
tanggung jawab sosial dan Perseroan Terbatas dalam Hal Kemitraan. Lebih jauh
Firdaus menerangkan tentang Implementasi TJSL diantaranya :UU no 25 tahun 2007 tentang
penanaman modal, UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup, Per-05/MBU/2007 dan
08/MBU/203 tentang Program Kemitraan BUMN dengan usaha kecil dan bina
lingkungan, serta dijelaskan pula tentang efektifitas csr dalam mendukung
pemerintah untuk mengatasi persoalan kemiskinan.
Dalam paparan yang berjudul
Perencanaan Pembangunan Berbasis Kemitraan dan CSR tersebut juga disampaikan
manfaat CSR bagi perusahaan dan dunia usaha adalah 1.Mempertahankan dan
mendongkrak reputasi image perusahaan, 2.Layak mendapatkan Sosial Licence to
Operte,3.Mereduksi Resiko Bisnis Perusahaan,4.Melebarkan Akses Sumber Daya,
5.Membentangkan Akses Menuju Market,6.Mereduksi Biaya,7.Memperbaiki hubungan
dengan Stake Holder,8.Memperbaiki hubungan dengan Regulator,9.Meningkatkan
semangat dan produktifitas Karyawan dan 10. Peluang mendapatkan penghargaan.
Hal ini disampiakan untuk mendorong perusahaan dan dunia usaha untuk aktif dalam kegiatan kemitraan dan CSR.
Narasumber ibu Sri Rahayu dari PT
Sarana Abadi Lestari Palaran Samarinda
menjelaskan bahwa program CSR bukan kewajiban suatu perusahaan tetapi sudah
menjadi kebutuhan bagi perusahaan dan dunia usaha. Karena kegiatan CSR bisa
memperkuat posisi tawar Perusahaan dan mendekatkan perusahaan dengan pasar.
Beberapa kegiatan Sosial melalui
CSR PT Sarana Abadi Lestari Palaran
Samarinda adalah Pelatihan Pengembangan Usaha Holtikultura dan Pembuatan
Kompos,Bantuan Perbaikan Jalan Warga, Wakaf lahan tambahan untuk TPU, Bantuan
Perbaikan Jalan dan Drainase,Semenisasi, Posyandu, Pembangunan PoliKlinik
Sayang Ibu, Pembagian Sembagko, Rehab Masjid dan Musolla, Khitanan Massal dan
lain lain.
Setelah paaparan dari Narasumber,
kegiatan selanjutnya membuka kesempatan kepada peserta untuk berdiskusi secara
pleno dengan nara sumber maupun peserta yang lain terkait pengalaman kemitraan
dan pengembangan ekonomi lokal, kendala dan harapan-harapan kegiatan Kemitraan
dan Pengembangan Ekonomi lokal.
Ibu Sri dari Technisciense
berbagi pengalaman Kemitraan Program penanggulangan kemiskinan dan
penggangguran terkait kewirausahawan,
pemanfaatan wira usaha diantaranya kuliner dan hal yang menarik lainnya. Bank
Indonesia tidak kalah usahanya dalam mengatasi persoalan diantaranya,
koordinasi CSR dengan pihak terkait, pengembangan aspek pemerataan,
Produktifitas usaha, pendampingan, dana bergulir, riset dana peminjaman, dan kebutukan
pengembangan ekonomi serta publikasi terhadap rencana kegiatan kemitraan yang dianggap penting seperti yang disampikan
dari PNPM Mandiri Perkotaan.
Ada beberapa hal menarik juga
muncul dalam workop diantaranya kendala
anggunan pinjaman, pelaksanaan CSR yang masih dianggap lemah dan kurang
mendukung usaha mikro, kreatifitas lokal, serta kearifan lokal dan pengembangan
sektor pertanian di perkotaan. Juga diharapkan 20% port folio perbankan ke UMKM
dapat berjalan dengan maksimal. Ada beberapa hal yang juga juga perlu menjadi
operhatian peserta dan semua pihak terhadap ha-hal yang diungkapkan juga oleh
LKM diantaranya Kesulitan untuk
mendapatkann dukungan perusahaan dalam hal CSR, Kegiatan CSR ditujukan pada
kearifan local sesuai dengan sumber daya serta pengembangan sektor pertanian di
perkotaan, kebijakan dari Bank untuk memberikan pinjaman tanpa anggunan,
seperti cukup didatangi kelapangan untuk melihat usahanya agar dapat mendapat
pinjaman dll.
Dari Disperindagkop juga
mengunkapkan hal-hal diantaranya , Industri
rumah tangga ijin di dinas kesehatan, adanya
ekonomi sektor dari perusahaan untuk membantu masyarakat,Kampong wisata :
Pampang, Kampung Tenun : samarinda
seberang Kampung pangan : Jl Slamet Riyadi (amplang) serta pada Tahun 2015 akan dibangun UKM center disamarinda untukpusat layanan umum daerah.
Data disperindagkop bahwa samapai saat ini ada hampir 52 ribu ukm di kota
Samarinda yang membutuhkan dampingan dalam rangka pengembangan ekonomi lokal
yang saat ini baru sekitar 200 ukm yang mendapat pembinaan dan pendampingan.
Banyak hal yang memang memerlukan pembahasan yang
lebih mendalam dan memerlukan sinergi dan dukungan semua pihak untuk mendorong
kemitraan dan penhgembangan ekonomi lokal ini.
Oleh karena itu diakhir acara A. Firdaus dari Bappeda kota Samarinda yang mewakili
TKPKD menyampaikan bahwa akan melaksanakan rapat TKPKD melalui pertemuan tindak
lanjut terhadap hala-hal teknis dan operasional untuk mendukung kegiatan
kemitraan dan PEL agar dapat berjalan dengan lebih baik lagi.
sumber: http://lgpps.blogspot.com/2014/08/workshop-kemitraan-tkpkd-samarinda.html
Komentar
Posting Komentar